Allright...mungkin tulisan q kali ini agak
berlebihan, en i'm sure kalo banyak guru yang punya cara2 lebih GREAT dari pada
yang akan q tuliskan disini. So, bagi yang punya tips agar di'cintai' murid,
plis share ya..
HOW 2 MAKE YOUR STUDENTS LOVE YOU...
By: zukizukazukuzukozukes
Dalam
tulisan saya terdahulu pernah dibahas mengenai 'penerimaan' guru terhadap murid
dan sebaliknya. Kali ini tulisan saya akan terfokus tentang 'bagaimana agar
guru dicintai muridnya', meskipun saya tidak menjamin akan berhasil tapi
cara-cara berikut ini patut dicoba:
1.
Hapalkan nama murid anda.
Menghapalkan
nama murid untuk sebagian orang, mungkin bukan hal yang mudah. Dengan alasan
terlalu banyak murid yang diajar, menjadikan guru enggan untuk menghapalkan
nama murid. Bagi saya menghapal nama murid yang sekian banyaknya juga bukan hal
yang mudah, terutama karena saya memang pelupa. Di sekolah-sekolah tertentu
menghapal nama murid mungkin lebih mudah dilakukan guru, karena ada aturan
sekolah dimana siswa harus memakai seragam sekolah yang di bagian kanan/kiri
(di saku baju) memang tertulis nama siswa. Menghapal nama murid akan memberikan
kesan positif bagi murid, karena ia akan merasa diperhatikan oleh gurunya
(personal attention). Biasanya guru mudah hapal terhadap siswa yang 'paling',
entah itu paling nakal, paling rame, paling pinter, paling ga
memperhatikan...pokoknya yang terkategori 'paling' adalah yang paling mudah
dihapal oleh guru. Sekarang usahakan untuk menghapal semua siswa dalam kelas,
meskipun itu membutuhkan tahapan waktu. Bagi yang susah menghapal (seperti
saya), yang bisa dilakukan adalah mengingat siswa yang termasuk dalam kategori
‘paling’ terlebih dahulu, jika kita sudah benar-benar hapal terhadap mereka,
berpindahlah untuk lebih fokus pada siswa yang terkategori ‘biasa’. Siswa yang
masuk dalam kategori ‘biasa’ adalah mereka yang (mungkin) pendiam, tidak
terlalu aktif, pasif, manut-manut
(menurut), pokoknya siswa yang tergolong ‘standart’/’tengah-tengah’. Fokus yang
dilakukan adalah dengan lebih melibatkan mereka dalam proses pembelajaran.
Siswa dalam kategori ini termasuk yang tidak sigap dalam mengambil peluang
(untuk aktif dalam pembelajaran), sehingga yang bisa kita lakukan adalah
menunjuk mereka untuk terlibat langsung. Keuntungannya adalah langkah ini dapat
mendorong aktivitas siswa secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan.
Sering kali (berdasarkan pengalaman saya...yang minim, hhe) sebenarnya siswa
yang berkategori ‘tengah-tengah’ ini tidak semua termasuk pasif, mereka hanya
perlu didorong, dan guru yang harus memulai untuk ‘menggandeng tangan’ mereka
agar mereka enjoy dengan pembelajaran
kita. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan membagikan kartu nomor absen
siswa yang ditempel di saku (dada). Selain untuk mempermudah dan mempercepat
guru menghapal nama siswa, juga berguna untuk melakukan penilaian keaktivan
siswa saat pembelajaran berlangsung.
2.
Bersikap ramah terhadap murid anda.
Oke.
Ini merupakan hal yang sangat normatif, standar. Tapi perlu diakui pula bahwa
tidak semua guru mau/mampu bersikap ramah terhadap
murid-muridnya..(hahaha..apalagi murid yang menyebalkan, kalau ada à yg ini manusiawi bgt
ya..mungkin di tulisan yang lain akan saya bahas, mengenai bagaimana cara
mengatasi murid yang menyebalkan, tapi berhubung devinisi 'menyebalkan' itu
masih sangat relatif jadi ya...qt pinggirkan dulu yang itu). Keramah-tamahan
seharusnya memang menjadi sifat yang melekat pada setiap orang, tapi ini bukan
hal yang bisa dipaksakan. At least, yang bisa kita lakukan adalah memulai dari
diri kita sendiri untuk bersikap ramah. Tunjukkan keramahan anda (soalnya saya
ga musti bisa ramah pada semua orang..hmz) pada siswa, tidak hanya pada saat
pembelajaran yang anda ampu, tetapi diluar pembelajaran pun, anda (eh, kita à karena termasuk saya, hhe)
harus bersikap ramah terhadap siswa. Ya, kalau kita berpapasan dengan siswa
misalnya kita tersenyum, atau menyapa. Tinggalkan persepsi kuno bahwa ‘murid
harus lebih dulu tersenyum/menyapa gurunya’ karena yang muda harus
menghormati yang lebih tua. Memang benar yang muda harus menghormati yang tua,
tetapi tidak salah dan bukan hal yang buruk jika kita (guru) terlebih dulu
senyum/menyapa mereka (murid). Ini dilakukan untuk membangun semacam hubungan
yang lebih terbuka, sehingga murid tidak takut-takut jika harus berhadapan
dengan gurunya. Saya yakin, hal simpel ini akan memberikan pengaruh positif
saat anda melakukan pembelajaran di kelas. Coz, waktu saya dulu jadi murid,
banyak guru yang ‘menakutkan’ (baca: tidak ramah). Ketakutan murid terhadap
gurunya akan menjadikan murid segan untuk bertanya, berpendapat, menunjukkan
aktivitasnya di kelas. Padahal hal semacam ini menghambat terlaksananya prinsip
pembelajaran siswa aktif. Ya, bersikap ramah memang tidak selalu mulus
jalannya, apalagi jika berhadapan dengan siswa jutek, yang mungkin mengabaikan
kita saat kita berusaha ramah, karena terus terang saja, justru membuat kita
tampak konyol dihadapan siswa tersebut (hha, pengalaman pribadi..). But don’t
worry, mungkin saja siswa bersikap demikian karena little bit unbelieve dengan keramah-tamahan kita, sehingga malah
tidak bisa bersikap balik ramah. Bisa
jadi siswa berpikir..“benar ga ya
bapak/ibu guru tapi senyum sama ane”..hehe mungkin begitu, apalagi kalo
kita termasuk orang yang biasanya tidak ramah. Kita?! anda aja kaleee (saya kan
ramah banget, kadang-kadang)...
3.
Berbaurlah dengan siswa saat pembelajaran di kelas.
Apa
anda termasuk guru yang sangat mencintai meja-kursi anda di kelas? Sehingga
anda merasa berat hati untuk meninggalkan meja-kursi tersebut. Come on, cinta
anda tersebut tidak akan ada artinya, karena sebesar apa pun cinta anda
terhadap meja-kursi tersebut, mereka tidak bisa balik mencintai anda. So, move ur ass off (maaf, sedang pengen
kasar..biasanya saya sangat sopan, halus, n tata krama tinggi..). Ya, ya saya
ulangi. Move ur ass off, stand up, walk
around your class, coz your students waiting for you, and they can give you
real love, ga seperti meja-kursi yang ga punya cinta. Singkatnya,
berbaurlah dengan siswa anda! Saat anda harus menjelaskan suatu materi pada
siswa, lakukanlah di depan kelas, di tengah kelas, di belakang kelas,
dimanapun! Berinteraksilah dengan mereka. Jangan lakukan di ‘sarang’ anda.
Murid anda bukan musuh, dan kita TIDAK sedang berperang dengan musuh, sehingga
anda tidak perlu ‘berlindung’ di
‘sarang’ atau ‘benteng’ yang terbuat dari meja-kursi anda. Sebenarnya saat anda
TERBIASA tidak beranjak dari sana, dan berbicara, menerangkan, menjelaskan,
bertanya, menjawab, menunjuk si ini, menunjuk si itu, dengan tetap berada di
singgahsana kerajaan anda, sama dengan anda SEDANG membangun jurang kebosanan
antara anda dan siswa anda. Dengan berinteraksi, ini berarti anda mengenalkan
diri anda pada mereka dan membolehkan mereka mengenali anda. Proses
pembelajaran akan mencapai tujuan yang diharapkan, student center tercapai,
siswa menjadi antusias dan aktif dalam pembelajaran, fungsi guru sebagai
fasilitator sekaligus partner siswa dapat telampaui. Ah, so sweet...
4.
Standart stuffs like à datang tepat waktu;
berpenampilan menarik tapi tetap santun; memberi kesempatan luas bagi aktivitas
siswa; Memberikan ruang bagi aktualisasi diri siswa; tidak mendominasi
pembelajaran; mau menerima pendapat siswa; akrab tatapi tidak kehilangan
ketegasan, well, itu semua hal simpel
tapi penting yang akan membuat anda dicintai siswa anda. But, 1st of all, datangkanlah cinta terlebih dahulu di hati anda
terhadap murid-murid anda, karena dengan mencintai mereka, kita akan melakukan
yang terbaik dalam pembelajaran kita dengan mereka...dan yang jelas berusaha
untuk menumbuhkan cinta mereka terhadap usaha dan usaha keras yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran, yang harapan kita akan memberikan manfaat
bagi masa depan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar