my 24-7 notez

Selasa, 23 Oktober 2012

HOW 2 MAKE UR STUDENTS LOVE U..


Allright...mungkin tulisan q kali ini agak berlebihan, en i'm sure kalo banyak guru yang punya cara2 lebih GREAT dari pada yang akan q tuliskan disini. So, bagi yang punya tips agar di'cintai' murid, plis share ya..

HOW 2 MAKE YOUR STUDENTS LOVE YOU...
By: zukizukazukuzukozukes 
Dalam tulisan saya terdahulu pernah dibahas mengenai 'penerimaan' guru terhadap murid dan sebaliknya. Kali ini tulisan saya akan terfokus tentang 'bagaimana agar guru dicintai muridnya', meskipun saya tidak menjamin akan berhasil tapi cara-cara berikut ini patut dicoba:
1. Hapalkan nama murid anda.
Menghapalkan nama murid untuk sebagian orang, mungkin bukan hal yang mudah. Dengan alasan terlalu banyak murid yang diajar, menjadikan guru enggan untuk menghapalkan nama murid. Bagi saya menghapal nama murid yang sekian banyaknya juga bukan hal yang mudah, terutama karena saya memang pelupa. Di sekolah-sekolah tertentu menghapal nama murid mungkin lebih mudah dilakukan guru, karena ada aturan sekolah dimana siswa harus memakai seragam sekolah yang di bagian kanan/kiri (di saku baju) memang tertulis nama siswa. Menghapal nama murid akan memberikan kesan positif bagi murid, karena ia akan merasa diperhatikan oleh gurunya (personal attention). Biasanya guru mudah hapal terhadap siswa yang 'paling', entah itu paling nakal, paling rame, paling pinter, paling ga memperhatikan...pokoknya yang terkategori 'paling' adalah yang paling mudah dihapal oleh guru. Sekarang usahakan untuk menghapal semua siswa dalam kelas, meskipun itu membutuhkan tahapan waktu. Bagi yang susah menghapal (seperti saya), yang bisa dilakukan adalah mengingat siswa yang termasuk dalam kategori ‘paling’ terlebih dahulu, jika kita sudah benar-benar hapal terhadap mereka, berpindahlah untuk lebih fokus pada siswa yang terkategori ‘biasa’. Siswa yang masuk dalam kategori ‘biasa’ adalah mereka yang (mungkin) pendiam, tidak terlalu aktif, pasif, manut-manut (menurut), pokoknya siswa yang tergolong ‘standart’/’tengah-tengah’. Fokus yang dilakukan adalah dengan lebih melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Siswa dalam kategori ini termasuk yang tidak sigap dalam mengambil peluang (untuk aktif dalam pembelajaran), sehingga yang bisa kita lakukan adalah menunjuk mereka untuk terlibat langsung. Keuntungannya adalah langkah ini dapat mendorong aktivitas siswa secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan. Sering kali (berdasarkan pengalaman saya...yang minim, hhe) sebenarnya siswa yang berkategori ‘tengah-tengah’ ini tidak semua termasuk pasif, mereka hanya perlu didorong, dan guru yang harus memulai untuk ‘menggandeng tangan’ mereka agar mereka enjoy dengan pembelajaran kita. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan membagikan kartu nomor absen siswa yang ditempel di saku (dada). Selain untuk mempermudah dan mempercepat guru menghapal nama siswa, juga berguna untuk melakukan penilaian keaktivan siswa saat pembelajaran berlangsung.
2. Bersikap ramah terhadap murid anda.
Oke. Ini merupakan hal yang sangat normatif, standar. Tapi perlu diakui pula bahwa tidak semua guru mau/mampu bersikap ramah terhadap murid-muridnya..(hahaha..apalagi murid yang menyebalkan, kalau ada à yg ini manusiawi bgt ya..mungkin di tulisan yang lain akan saya bahas, mengenai bagaimana cara mengatasi murid yang menyebalkan, tapi berhubung devinisi 'menyebalkan' itu masih sangat relatif jadi ya...qt pinggirkan dulu yang itu). Keramah-tamahan seharusnya memang menjadi sifat yang melekat pada setiap orang, tapi ini bukan hal yang bisa dipaksakan. At least, yang bisa kita lakukan adalah memulai dari diri kita sendiri untuk bersikap ramah. Tunjukkan keramahan anda (soalnya saya ga musti bisa ramah pada semua orang..hmz) pada siswa, tidak hanya pada saat pembelajaran yang anda ampu, tetapi diluar pembelajaran pun, anda (eh, kita à karena termasuk saya, hhe) harus bersikap ramah terhadap siswa. Ya, kalau kita berpapasan dengan siswa misalnya kita tersenyum, atau menyapa. Tinggalkan persepsi kuno bahwa ‘murid harus lebih dulu tersenyum/menyapa gurunya’ karena yang muda harus menghormati yang lebih tua. Memang benar yang muda harus menghormati yang tua, tetapi tidak salah dan bukan hal yang buruk jika kita (guru) terlebih dulu senyum/menyapa mereka (murid). Ini dilakukan untuk membangun semacam hubungan yang lebih terbuka, sehingga murid tidak takut-takut jika harus berhadapan dengan gurunya. Saya yakin, hal simpel ini akan memberikan pengaruh positif saat anda melakukan pembelajaran di kelas. Coz, waktu saya dulu jadi murid, banyak guru yang ‘menakutkan’ (baca: tidak ramah). Ketakutan murid terhadap gurunya akan menjadikan murid segan untuk bertanya, berpendapat, menunjukkan aktivitasnya di kelas. Padahal hal semacam ini menghambat terlaksananya prinsip pembelajaran siswa aktif. Ya, bersikap ramah memang tidak selalu mulus jalannya, apalagi jika berhadapan dengan siswa jutek, yang mungkin mengabaikan kita saat kita berusaha ramah, karena terus terang saja, justru membuat kita tampak konyol dihadapan siswa tersebut (hha, pengalaman pribadi..). But don’t worry, mungkin saja siswa bersikap demikian karena little bit unbelieve dengan keramah-tamahan kita, sehingga malah tidak bisa bersikap balik ramah. Bisa jadi siswa berpikir..“benar ga ya bapak/ibu guru tapi senyum sama ane”..hehe mungkin begitu, apalagi kalo kita termasuk orang yang biasanya tidak ramah. Kita?! anda aja kaleee (saya kan ramah banget, kadang-kadang)...
3. Berbaurlah dengan siswa saat pembelajaran di kelas.
Apa anda termasuk guru yang sangat mencintai meja-kursi anda di kelas? Sehingga anda merasa berat hati untuk meninggalkan meja-kursi tersebut. Come on, cinta anda tersebut tidak akan ada artinya, karena sebesar apa pun cinta anda terhadap meja-kursi tersebut, mereka tidak bisa balik mencintai anda. So, move ur ass off (maaf, sedang pengen kasar..biasanya saya sangat sopan, halus, n tata krama tinggi..). Ya, ya saya ulangi. Move ur ass off, stand up, walk around your class, coz your students waiting for you, and they can give you real love, ga seperti meja-kursi yang ga punya cinta. Singkatnya, berbaurlah dengan siswa anda! Saat anda harus menjelaskan suatu materi pada siswa, lakukanlah di depan kelas, di tengah kelas, di belakang kelas, dimanapun! Berinteraksilah dengan mereka. Jangan lakukan di ‘sarang’ anda. Murid anda bukan musuh, dan kita TIDAK sedang berperang dengan musuh, sehingga anda tidak perlu  ‘berlindung’ di ‘sarang’ atau ‘benteng’ yang terbuat dari meja-kursi anda. Sebenarnya saat anda TERBIASA tidak beranjak dari sana, dan berbicara, menerangkan, menjelaskan, bertanya, menjawab, menunjuk si ini, menunjuk si itu, dengan tetap berada di singgahsana kerajaan anda, sama dengan anda SEDANG membangun jurang kebosanan antara anda dan siswa anda. Dengan berinteraksi, ini berarti anda mengenalkan diri anda pada mereka dan membolehkan mereka mengenali anda. Proses pembelajaran akan mencapai tujuan yang diharapkan, student center tercapai, siswa menjadi antusias dan aktif dalam pembelajaran, fungsi guru sebagai fasilitator sekaligus partner siswa dapat telampaui. Ah, so sweet...
4. Standart stuffs like à datang tepat waktu; berpenampilan menarik tapi tetap santun; memberi kesempatan luas bagi aktivitas siswa; Memberikan ruang bagi aktualisasi diri siswa; tidak mendominasi pembelajaran; mau menerima pendapat siswa; akrab tatapi tidak kehilangan ketegasan, well, itu semua hal simpel tapi penting yang akan membuat anda dicintai siswa anda. But, 1st of all, datangkanlah cinta terlebih dahulu di hati anda terhadap murid-murid anda, karena dengan mencintai mereka, kita akan melakukan yang terbaik dalam pembelajaran kita dengan mereka...dan yang jelas berusaha untuk menumbuhkan cinta mereka terhadap usaha dan usaha keras yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, yang harapan kita akan memberikan manfaat bagi masa depan mereka.





1 komentar: