my 24-7 notez

Senin, 10 Desember 2012

ABSTRAK

Talk About ABSTRACK
Saat hasil penelitian selesai disusun, abstrak merupakan bagian yang terakhir disusun. Abstrak yang baik harus mampu menggambarkan keseluruhan isi/ substansi mengenai penelitian, sehingga meskipun abstrak disajikan secara padat, tetapi ia harus memberikan ulasan yang lengkap, yang mampu memberikan pemahaman pada pembacanya. Dari segi tata tulis, abstrak ditulis dengan jarak satu spasi.Abstrak terdiri dari 3 paragraf antara lain:
  1. pada paragraf pertama mendeskripsikan tentang tujuan dan alasan yang melatarbelakangi penelitian dilakukan; 
  2. paragraf kedua mengenai metodologi penelitian seperti --> jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian, tentang teknik penentuan subjek penelitian dan berapa jumlahnya; tentang teknik pengumpulan data yang digunakan; teknik keabsahan data; serta analisis data;
  3. Paragraf ketiga tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan kata lain jawaban terhadap rumusan masalah yang disajikan secara ringkas tapi jelas.
Woke, berikut ini adalah contoh abstrak skripsi ane dulu:


PERANAN PERUM PERHUTANI
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) BLORA
DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA ILLEGAL LOGGING
DI KAWASAN HUTAN KPH BLORA

Oleh: Zuky Iriani
024124026
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora, dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Blora dalam mengatasi faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora. Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini, adalah belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian secara purposive dan snow ball. Teknik purposive, yaitu dengan menentukan Administratur dan Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Blora sebagai key informan. Selanjutnya berdasarkan keterangan dari key informan, dicari variasi informasi baru pada subjek penelitian dengan menggunakan teknik snow ball, sehingga diperoleh 28 informan. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu pemeriksaan dengan pengecekan dan membandingkan sumber data yang diperoleh melalui tiga teknik pengumpulan data tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis domain, sedangkan teknik analisis datanya bersifat induktif. Adapun langkah-langkahnya antara lain; reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, serta kesimpulan dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua faktor utama penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern antara lain: (a) tidak adanya kewenangan melakukan penyidikan sebagai tindakan represif dalam pengamanan dan perlindungan hutan; (b) masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengamanan hutan; (c) minimnya fasilitas pengamanan dan perlindungan hutan yang dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Blora; dan (d) letak kawasan hutan KPH Blorayang berdampingan dengan pemukiman penduduk. Faktor ekstern antara lain: (a) masalah kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan KPH Blora; (b) modus operandi kejahatan illegal logging di kawasan hutan KPH Blora yang semakin berkembang; (c) adanya peraturan hukum yang menjadi celah bagi terjadinya kejahatan illegal logging; (d) merebaknya perusahaan mebel di Kabupaten Blora dan sekitarnya, serta; (e) efek penarikan senjata aparat penegak hukum, termasuk penarikan senjata di kalangan polisi hutan di lingkungan KPH. Upaya-upaya yang dilakukan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengatasi faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora antara lain: (a) melaksanakan pengamanan Pam Swakarsa di kawasan hutan KPH Blora secara optimal; (b) memberikan motivasi kerja bagi petugas pengamanan dan perlindungan hutan; (c) melakukan pengadaan fasilitas keamanan dan perlindungan hutan yang dilakukan secara swadaya; (d) melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar kawasan hutan KPH Blora, baik pendekatan formal maupun informal; (e) melakukan tindakan preemtif yang mempunyai fungsi antisipatif, serta; (f) membentuk Tim Illegal Logging sesuai dengan SK Bupati Blora No. 527/1381/2006 tentang Pembentukan Tim Koordinasi dan Satuan Tugas (SATGAS) Pemberantasan Penebangan Secara Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Wilayah Kabupaten Blora.

Sabtu, 08 Desember 2012

NUNGGU SAMBIL CRITA tentang KLINIK SAINS


Allrite, q pikir ini sudah sangatSANGAT keterlaluan, aku sudah menunggu di tempat ini sekitar 45 menit setelah aku sms seorang petugas TU di kampus. 45 menit itu bukan waktu yang sebentar untuk menunggu, tanpa teman, tanpa sambungan internet, parahnya lagi, hp bener-bener lowbatt..
Sekitar 2 jam yang lalu, di parkiran sekolah, sebelum q kampus, q bilang pada bibik fajar: “wah, habis ini ke kampus, ngurus berkas ini-itu...”, bibik juga mengiyakan: “ho’o yo cen marai males”, dengan sok bijak q jawab sekenanya: “yah, pie meneh, namanya perjOangan, memang harus begitu to NyaH..”, haha, dia jadi agak terkagum-kagum dengan jawaban q yang seperti menenangkan (padahal untuk menenangkan diri sendiri)..
Haha, berbanding terbalik dengang perasaaan q sekarang, ini benarBENAR bikin bete, males, cape, eneg... Lain kali harus q jawab “SEPAKAT”!
YaampuuuuuuN, ini GA baik! Dah jam 13.55 dan Pak Mardi belom nonggol. Sepertinya kata-kata SUPER_DUPER_Menyebalkan sangat nice untuk mendeskripsikan situasi ini. Q memang seharusnya bisa langsung pergi mendaftar untuk mendapatkan ID wi fi kampus, tapi kali ini q sedang ga pengen kreatip begitu. Coz, untuk mendaftar harus ke Gedung sebelah, itu pun di lantai 4, dan harus dengan anak tangga karena gada lift. Bukanya q manja or sok, tapi q yakin itu bakal buang waktu. Bisa saja (dan ini sangat mungkin terjadi), saat aku pergi kesana, pak Mardi malah datang...Hahah! Gabanget, q dah jauhJaOH dari tempat kerja – kampus, yang butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan, n semua ga seperti yang q harapkan...Jangan ya Allah, kasiani hamba mu yang cape’ ini...
Sebenarnya q niatan pengen menceritakan kegiatan pameran Klinik Sains 3 hari yang lalu, tapi kondisi menunggu gajelas, lama, nyebelin kaya gini, malah bikin niatan jadi ilang... OMG! Where are u mister.. ane masih banyak urusan. Tapi balasan sms JUST: “Saya makan siang, ditunggu”. Sepertinya beliau sedang benarBENAR “makan” “siang”, kita tahu betapa “siang” itu lebar_besar, jadi BUTUH waktu lama, untuk memakan siang, pa lagi kalau SAMPAI habis!
BENARbenar MENYEBALKAN! Q sudah mulai kehilangan kesabaran..tapi q juga gabisa langsung pergi tanpa hasil, coz berkas ITU harus dibawa besok pagi jam 8, saat rapat kecil mengenai kelanjutan SK Tugas Belajar...
Q bahkan tidak punya ide lagi untuk mengisi waktu menunggu MAKAN SIANG beliau, kecuali mengetik di laptop q yang bahkan tidak ada sambungan internetnya. Modem yang sudah q plug benaBENAR gabisa diajak kerjasama. Koneksi: Exellent, tapi it’z exellently UNCONNECt!
Q tulis lagi, nyambung dengan tulisan diatas, kali ini bakal ane postingin, selama modem ane masih kuat battery-nya, secara ane yang telrdor n langganan telat tiap kuliah ini, lupa ga bawa kabel data, hp ketinggalan..benar-benar gawat n MENYEBALKAN. Kali ini q bakal mamerin (hhe tukang pamer) beberapa foto pas pameran KLINIK SAINS di Taman Pintar. Pameran Klinik sains merupakan acara puncak pelaksanaan kompetisi inovasi dan kreasi anak SMK melalui karya ilmiah remaja yang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendiikan, Pemuda, dan Olahraga DIY. SEbenaernya ada beberapa foto tapi masih belum  q minta dari hp temen, jani ni cuma foto yang ada di hape q.. Untuk uraian tentang pelaksanaan klinik sains insya Allah ane posting setelah ane dapet fotona dari temen ane...

 Ini NOVIE ama gw. Novie itu anak kelas XI SMK N 7 Yogyakarta, yang juga sebagai peserta klinik sains; ini artinya dia adek kelas q... q lulus dari SKAVENTA tahun 2002. Q jurusan Usaha Jasa Pariwisata (UJP), Novie ini jurusan Akuntansi.
 Ni pas siap2 mo bongkar boat/ stand, hari trakir pameran, pada ngumpul di boat-nya Alek ma Ucup..
Ha, nyang pake baju batik ini bikin teh dari daon tapak dara, promosinya meyakinkan... dia hobi banget maksa2 tiap orang yang lewat di depan boat-nya untuk nyobain teh yang rasanya superDUPER pahiiiitttttttt....(q termasuk korbannya)...
 Boat-nya Wulan ma Intan memang paling PLAIN, hari pertama sore hari boat hampir tutup display yang di praktisi pada copot sendiri2...
 Ucup ma Asep
Pas malem hari, persiapan ndekor boat..

Sabtu, 01 Desember 2012

KULIAHIPUN PAK PROF.BUCHORY

Hi, y'all..ini sedang kuliahnya Pak prof Buchari. Sebenarnya cape n ngantuk bukan maiN, coz tadi malam bikin dodol dari ekstrak kulit manggis ma murid q si Asep Setyawan di rumah bu Sri Purwanti Rudjito. Tuh dodol hari ini dipake buat demo, emmm dijadikan sample, ma display untuk pameran Klinik Sains SMK yang diselenggarakan oleh Disdikpora DIY..
Ternyata ngaduk-aduk dodol gajauh beda ma mandi sauna, coz bikin kringeten n tangan pegel-pegel (cuma itu bedanya..). Padahal q gasampe tuntas ngebikin dodolnya..haha, untung si Asep aktif di OSIS ma tonti, jadi urusan dodol pasti KKM-lah...
Kasian anak-anak KIR 3 hari ini kejar tayang, sampe pas pemeran mata mereka merah..yapp tapi itulah perJOangan..btw, pembimbingnya juga gakalah kasian loh, bu purwanti yang setaun lagi pensiun sampe harus pijet karena kecapekan...pak Eka, harus wira-wiri juga, aku.. (haha, ngarep dikasiani...) ya, yang jelas semua kerja, semua berusaha, gada yang nganggur.
Okay, pembahasan kuliah kali ini masih seputar penelitian kuantitatif (q gasuka..coz, q lebih interest @ penelitian dengan pendekatan kualitatif), but i will give my full attention n write down thiz learning prosses.. (haha, moga-moga ane konsisten). Berikut adalah pangandikanipun pak prof kalian pangandikanipun rencang-rencang:
  1. Kebenaran ilmiah itu tidak mutlak tapi fakultatif dan tentatif. Kebenarannya bisa bersifat sementara sampai ada yang lebih benar lagi, begitzu...
  2. Rekomendasi para ahli untuk menghindari pertanyaan penelitian yang jawabannya ada/tidak ada; ya/tidak (kayanya ngulang nYang kemaren).
  3. Rumusan masalah dirumuskan dengan jelas dan padat, hendaknya dapat diuji.
  4. Mengenai hipotesis nihil dan hipotesis kerja. Hipotesis nihil adalah hipotesis yang meniadaklan pengaruh/ hubungan/ perbedaan tergantung pada rumusan masalahnya. Jadi jika dalam kajian teori ternyata tidak mengarahkan peneliti pada hipotesis, artinya hipotesis nihil.
  5. Yang lazim dirumuskan adalah hipotesis kerja, dimana teorinya sesuai (terdapat hubungan/ terdapat pengaruh, ect).
  6. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis nihilnya. Pada bab 2 (kajian teori) yang dirumuskan adalah hipotesis kerja, namun pada saat penyusunan bab 4, mengubah dari hipotesis kerja ke hipotesisi nihil.
  7. Variable penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian; gejala yang akan diteliti.
  8. Penggolongannya ada 3. al: variabel bebas (dengan lambang "x"), variabel terikat (dengan lambang "y"), dan variabel antara (dengan lambang "x n" atau "y n").
  9. TANPA Variabel Antara, Misal dalam judul: Hubungan antara Dukungan Orang Tua (x1), bla-bla (x2), eeemm? (x3), prestasi belajar siswa (y).
  10. Variabel antara TIDAK menjadi keharusan dalam penelitian kuantitatif.
Ane posting aja right now... dah cape  

Selasa, 27 November 2012

Lanjutan Laporan Observasi

Yaaampun, sebel banget, kemaren pas lewat jalan yang samping kiri ma kanannya diampit sawah gede-gede tiba-tiba ada ular LUMAYAN gede n panjang nYebrang geto aja... Tau ga sich, tu uler, gw paling HATE n SCARE ma dia... Dah bikin kaget, biken gw hampir jatuh dari motor pula. Sialnya lagi malemnya kebawa mimpi gw dikejar-kejar ma tu ular, buruknya lagi mo gigit pula...
Well, akirna pekerjaan ane nyusun laporan observasi bisa kelar juga. Minggu ini bakalan banyak agenda, tanggal 1 ma 2 Desember anak2 KIR pada pameran di Taman Pintar, persiapan 1 minggu ini harus maksimal, mana pemberitahuan dari Dispora DIY mendadak (karena beberapa alasan)...
Problem persiapan tim anak-anak menumpu nih, salah satunya iz timnya Rismawan ma Okky yang kesulitan cari bahan batang sorgHum (wit cantel) untuk dijadikan gula, coz ini ga lagi musimna, tuh taneman jadi so SULIT dicari. Dah berusaha dari jauh hari dapetinnya sulit minta ampuN..
Untungnya ada murid q yang so kind (dulu) pernah berusaha nyariin. Namanya Catur anak 3 OA, kira-kira dia masih mo nolong ga ya...
Okz, today i'd like to posting my Laporan obz yang utuh, untuk bab 2 (coz bab 1 na dah dipostingan yang kemaren-kemaren).. Here u are beibeh..

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi kelompok dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembelajaran IPS. Observasi dikategorikan sebagai salah satu model pembelajaran kontekstual – aktual. Pelaksanaan observasi memberikan gambaran secara nyata situasi dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran di kelas memberikan tambahan wawasan bagi kelompok observer mengenai praktek pembelajaran IPS di sekolah.
Telah disebutkan di bagian pendahuluan laporan ini, metode observasi yang digunakan oleh kelompok observer adalah dengan partisipate observation, yakni dengan berbaur dalam situasi belajar. Selama kegiatan observasi berlangsung, kelompok observer melakukan pencatatan proses pembelajaran serta melakukan kegiatan pendokumentasian pembelajaran. Pencatatan bertujuan untuk menangkap segala aspek dalam proses pembelajaran. Pendokumentasian pembelajaran dilakukan dengan cara merekam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan kamera video dan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran, seperti silabus, hand-out materi (yang diperoleh dengan mem-foto copy buku peganggan siswa), dan daftar presensi siswa. Berikut adalah pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh kelompok observer:
1.      Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi.
Obsevasi dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pajangan dengan alamat Kamijoro, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Kelas yang diobservasi adalah kelas VIII C, dengan jumlah siswa 37 anak.
Observasi dilaksanakan pada Sabtu, 10 Nopember 2012, pada jam pelajaran ke ... - ..., yakni pada pukul 10.25 – 11.45 Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.
2.      Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.
Guru pengampu         : Ibu Elizabeth Kurniati, S.Pd
NIP                            : 19610922 198412 2 001
Mata pelajaran            : IPS, meliputi à Ekonomi, Sejarah, dan Geografi.
Sebelum dan sesudah kegiatan observasi pembelajaran di kelas, kelompok observer juga melakukan wawancara dengan guru pengampu. Diperoleh keterangan bahwa pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pajangan belum dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan pembelajaran IPS meliputi tiga bidang keilmuan, antara lain Ekonomi, Sejarah dan Geografi. Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap bidang keilmuan dilakukan dengan bergantian setiap dua kali tatap muka. Artinya bilamana dalam dua kali tatap muka membahas satu bidang keilmuan maka untuk pertemuan selanjutnya diatur pula demikian secara bergiliran. Berikut penjelasan dalam bentuk tabel:
Tabel 1. Ilustrasi pembagian waktu tatap muka pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pajangan.

Diakui pula oleh guru pengampu mata pelajaran, bahwa pengaturan waktu tatap muka tersebut menjadikan pembelajaran kurang efektif dan efisien karena penyampaian materi menjadi tidak runtut dan harus terpotong untuk bidang keilmuan yang lain. Di sebutkan pula, bahwa siswa mengalami kesulitan belajar manakala tujuan pembelajaran pada tatap muka sebelumnya belum tercapai, padahal siswa belum menguasai indikator dan kompetensi pembelajaran.
3.      Kesulitan dan hambatan.
Dalam observasi yang dilakukan, guru dengan jujur menyampaikan bahwa, yang bersangkutan belum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga pada bagian lampiran laporan ini, tidak terdapat RPP. RPP memiliki fungsi penting dalam kegiatan pembelajaran, karena deskripsi mengenai persiapan – pelaksanaan – penilaian proses pembelajaran tercantum dalam RPP.  Namun demikian, hal ini tidak menjadi permasalahan yang signifikan dalam kegiatan observasi yang dilakukan. Oleh karenanya, dalam hasil observasi kelompok ini, penjabaran RPP tidak berasal dari RPP yang dimiliki dan disusun oleh guru, tetapi merupakan refleksi dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pembelajaran yang diobservasi.
Refleksi yang dimaksud adalah penjabaran proses pembelajaran yang akan dideskripsikan secara runtut, sistematis, dan lengkap sebagaimana pengamatan yang dilaksanakan. Ini berarti ada peleburan istilah, bukan RPP (bukan rencana) tetapi pelaksanaan pembelajaran yang dideskripsikan secara naratif. Harapannya agar laporan observasi ini tersusun secara lengkap, disamping memudahkan kelompok observer dalam melakukan analisis yang dikaitkan dengan aplikasi teori belajar.
.
B.       Deskripsi Hasil Observasi
Pada waktu observasi dilakukan, pembelajaran IPS yang dipelajari adalah Ekonomi, pada Kompetensi Dasar 3.2. Berikut adalah tabel SK/KD dalam satu chapter:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.. Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan
3.1.   Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
3.2.   Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.
3.3.   Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Tabel 2. SK/KD pada bagian pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi.
Berikut adalah silabus aplikatif, yang digunakan dalam pembelajaran yang diobservasi. Dalam laporan observasi ini hanya disajikan pada bagian yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diobservasi saja, yakni silabus pada KD 3.2 saja. Dalam tatap muka yang dilakukan, pembelajaran sampai pada indikator à  menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia.
SK :    3.. Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan

KD: 3.2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.

Indikator
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia
Pelaku ekonomi
Membaca referensi dan mendiskusikan pelaku ekonomi secara bekerja sama dengan kelompok
Latihan soal uraian, presentasi, diskusi
Percaya diri dan kerjasama
Mengidentifikasi peranan dan tujuan 3 sektor usaha formal (BUMN, BUMS, dan Koperasi).
Peranan dan tujuan tiga sektor usaha formal
Mengkaji peranan dan tujuan 3 sektor usaha formal
Tes tulis/ Tes uraian
-
Mengidentifikasi pokok-pokok perkoperasian di Indonesia (pengertian, landasan, sejarah, keanggotaan, sumber, modal, prinsip).
Pokok-pokok koperasi Indonesia
Mengidentifikasi perkoperasian Indonesia
Tes tulis/ Tes uraian
-
Mengidentifikasi cara pendirian, tujuan, peranan, ciri, manfaat, RAT, cara pembagian SHU, pembubaran, jenis usaha.
Pendirian usaha koperasi
Mengidentifikasi tentang usaha koperasi
Tes tulis/ Tes uraian
-
Mampu menampilkan simulasi dalam cara pendirian koperasi
Tata cara mendirikan koperasi
Simulasi tata cara berdirinya koperasi
Tes tulis/ Tes uraian
-






Tabel 3. Silabus KD 3.2.
Pelaksanaan pembelajaran IPS berdasarkan hasil observasi dideskripsikan secara naratif, sebagai berikut:

SK 3/ KD 3.2

Pertemuan:
Kelas/ Semester
Alokasi Waktu:
KKM:
KBB:

VIII/ 1
2 x 40’

Percaya diri dan kerjasama

I.         Standar Kompetensi        :  3. Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan.
II.      Kompetensi Dasar            : 3.2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.
III.   Indikator                          : Menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia.
IV.   Tujuan Pembelajaran        : Pada akhir pembelajaran, diharapkan siswa mampu menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia.
V.      Materi Pembelajaran        :   Pelaku ekonomi.
VI.   Kegiatan Pembelajaran   
1.      Pendahuluan (5 menit):
a.       Guru memberi salam pada siswa.
b.      Guru mengabsen dan menanyakan kondisi siswa.
c.       Guru menginformasikan tujuan kompetensi yang ingin dicapai.
2.      Kegiatan inti (70 menit):
a.       Guru memberikan penjelasan materi pada siswa disertai dengan tanya jawab (20’).
b.      Latihan kelompok (25’).
c.       Presentasi dan diskusi (20’).
d.      Evaluasi dan penarikan kesimpulan bersama (5’).
3.      Penutup (5 menit):
a.       Pengumpulan tugas.
b.      Penenangan. Idealnya penenangan sebagai bagian dari proses pembelajaran berisi guru memberikan simpulan terakhir proses pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu dapat pula guru memotivasi siswa untuk belajar di rumah guna mempersiapkan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Namun demikian, pada waktu observasi dilakukan, bertepatan dengan hari Pahlawan dan pada jam terakhir pelajaran, sehingga waktu digunakan untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri secara serempak oleh semua warga sekolah. Saat menyanyikan lagu Padamu Negeri, semua aktifitas pembelajaran berhenti, semua diminta berdiri dan menyanyikan dengan khidmad.


                                                TABEL KEGIATAN INTI
EKSPLORASI
*   Pada bagian ini guru memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran tentang pelaku ekonomi.
*   Penjelasan yang diberikan adalah penjelasan secara singkat mengenai pelaku ekonomi. Disebutkan oleh guru bahwa terdapat tiga pelaku ekonomi, yakni: (1) rumah tangga keluarga; (2) rumah tangga perusahaan; dan (3) rumah tangga pemerintah.
*   Selanjutnya dijelaskan bahwa ketiga pelaku ekonomi tersebut memiliki peranan sebagai konsumen, produsen, dan distributor dalam kegiatan ekonomi yang dilakukannya.
*   Setelah menjelaskan materi dasar, guru mengajukan pertanyaan pada siswa mengenai contoh tiga peranan yang dilakukan masing-masing pelaku ekonomi tersebut.
*   Agar memperjelas pemahaman siswa, guru mencontohkan rumah tangga keluarga yang berperan sebagai konsumen, dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat di Bantul dan kebiasaan keluarga siswa. Dalam hal ini guru menyebutkan misalnya orang tua siswa sebagai perajin emping melinjo.
*   Berikut contoh peranan pelaku ekonomi, yang dijelaskan oleh guru à (1) Sebagai konsumen, orang tua siswa membeli melinjo; (2) sebagai produsen, melinjo dibuat menjadi emping oleh orang tua siswa; dan (3) sebagai distributor, emping melinjo dijual ke pasar oleh orang tua siswa.
*   Berdasarkan penjelasan tersebut siswa diarahkan untuk memahami dan dapat membuat contoh sendiri.
*   Pemberian contoh peranan pelaku ekonomi (dalam hal ini rumah tangga perusahaan dan rumah tangga pemerintah) dilanjutkan oleh guru secara singkat.
ELABORASI
*   Guru membentuk kelompok-kelompok kerja yang terdiri antara 4 – 5 orang siswa. Siswa ditugasi mengerjakan soal latihan kelompok yang telah didektekan oleh guru.
*   Dalam pelaksanaan kerja kelompok siswa saling bertukar pikiran, mengajukan pendapat, sehingga terjadi diskusi intern dalam kelompok siswa.
*   Setelah waktu pengerjaan soal selesai, guru menawarkan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.
*   Namun demikian, siswa terlihat malu dan kurang percaya diri untuk tampil di kelas, sehingga guru menunjuk kelompok siswa untuk maju secara bergiliran.
*   Presentasi dilakukan oleh tiga kelompok secara bergiliran.
KONFIRMASI
*   Presentasi dilanjutkan dengan diskusi. Guru mempersilahkan audience untuk mengajukan pertanyaan.
*   Pada awalnya siswa terlihat kurang antusias dengan presentasi yang berlangsung. Setelah mendapatkan beberapa pertanyaan pancingan dari observer, akhirnya beberapa siswa memberikan pendapatnya, baik melalui pertanyaan maupun jawaban.

Catatan:
Teknis Penugasan Kelompok:

*   Guru memberikan pengarahan pada siswa agar membentuk kelompok yang berjumlah 4 – 5 orang siswa. Pembentukan kelompok ditentukan secara otoriter oleh guru, dimaksudkan agar pembentukan kelompok efisien secara waktu.
*   Guru membagikan selembar kertas pada setiap kelompok untuk menjawab soal latihan.
*   Guru memberikan tugas tertulis yang soal pertanyaannya didiktekan oleh guru.
*   Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok.
*   Setelah waktu yang ditentukan usai, kelompok siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

VII.Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran
1.      Metode Pembelajaran:
a.       Ceramah singkat dan tanya jawab
b.      Penugasan kelompok secara tertulis
c.       Presentasi dan diskui
2.      Media Pembelajaran:
a.      
3.      Sumber Pembelajaran:
a.       Sutarto, dkk. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusbuk, PT. Temprina Media Grafika, 2008.
VIII.       Soal dan Kunci Jawaban Soal
Soal Latihan kelompok, terdiri dari tiga butir soal, antara lain:
1.      Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga keluarga yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan distributor!
2.      Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan distributor!
3.      Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga pemerintah yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan regulator!

Kunci Jawaban Soal:
1.      Contoh pelaku ekonomi rumah tangga keluarga, yang berperan sebagai:
a.       Produsen à keluarga bermatapencaharian sebagai perajin emping mlinjo, sehingga keluarga tersebut memproduksi atau membuat emping mlinjo. Keluarga yang matapencahariannya sebagai petani, penanaman padi termasuk usaha dalam memproduksi beras, ini artinya keluarga telah berperan sebagai produsen.
b.      Konsumen à Keluarga dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari tentu membutuhkan sembako. Bilamana keluarga membeli sabun, minyak goreng, beras, dsb ini berarti keluarga berperan sebagai konsumen. Contoh yang lain, petani membeli bibit padi, pupuk, dan insektisida untuk perawatan lahan pertaniaanya; perajin emping melinjo membeli melinjo sebagai bahan mentah untuk proses produksinya, ini berarti keduanya telah berperan sebagai konsumen.
c.       Distributor à bilamana petani maupun perajin emping melinjo menjual hasil panen atau hasil produksinya dijual ke pasar. Penjualan bisa langsung ke pasar, maupun melalui perantara.
2.      Contoh pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan, yang berperan sebagai:
a.       Produsen à sebagai produsen, perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Misalnya: perusahaan roti menghasilkan roti; perusahaan mobil menghasilkan mobil, dan lainnya.
b.      Konsumen à untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan komponen-komponen yang disebut faktor produksi. Dengan skill yang dimiliki, perusahaan mengkombinasikan faktor produksi untuk diolah sehingga menghasilkan barang dan jasa. Contoh: perusahaan mobil membutuhkan besi dalam proses produksinya, dan besi tidak dihasilkan oleh perusaaahn mobil sendiri, tetapi didatangkan dari perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan besi. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman, membutuhkan alat transportasi untuk melakukan pengiriman ke berbagai daerah. Tentunya alat transportasi (motor, mobil, atau truk) tidak diproduksi sendiri oleh perusahaan tersebut.
c.       Distributor à Perusahaan sepatu BATA, selain memproduksi produk sepatu juga memiliki outlet-outlet penjualan untuk produk sepatu yang dihasilkannya.
3.      Contoh pelaku ekonomi rumah tangga pemerintah yang berperan sebagai:
a.       Produsen à sebagai produsen, pemerintah menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi oleh badan usaha milik negara, baik yang berbentuk BUMN, perum, maupun PT. Pemerintah harus menjalankan amanat UUD 1945, dimana aset-aset yang vital harus dikuasai oleh negara dan digunakan seluas-luasnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
b.      Konsumen à sebagai konsumen pemerintah membeli dan mengkonsumsi berbagai barang dan jasa untuk mengelola negara. Misalnya: membeli jasa pegawai, kedaraan dinas, dan lain-lain.
c.       Regulator à sebagai regulator, pemerintah bersama DPR membuat peraturan dalam bidang ekonomi. Tujuannya mendorong kegiatan ekonomi agar lebih optimal dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya UU No. 19 Th. 2003 tentang BUMN, UU No. 1 Th. 1967 tentang Penanaman Modal Asing.

C.      Analisis Observasi Kelas dengan Aplikasi Teori Belajar yang Digunakan
Sebelum membahas mengenai hasil analisis observasi pembelajaran IPS dengan aplikasi teori belajar tertentu, perlu digambarkan bagan mengenai alur pelaksanaan pembelajaran secara garis besar. Bagan tersebut untuk mempermudah analisis aplikasi teori belajar pada tiap bagian dalam proses pembelajaran yang diobservasi. Berikut adalah bagan yang menggambarkan alur pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi:
 


 















Bagan 1. Alur pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya dalam menganalisis pelaksanaan pembelajaran tersebut sesuai dengan teori belajar tertentu, analisis akan difokuskan pada kegiatan inti. Analisis tidak hanya secara deskriptif naratif tetapi akan dideskripsikan dengan skema dan foto-foto yang diperoleh saat observasi dilaksanakan. Tujuannya, selain untuk mempermudah dalam mengidentifikasikan jenis teori belajar yang relevan dimaksudkan juga agar hasil analisis dapat memberikan gambaran riil pelaksaan pembelajar IPS yang telah diamati.
Kenyataan bahwa dalam suatu proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas, yang hanya memiliki alokasi waktu 2 x 40 menit tidak hanya melibatkan penerapan satu teori belajar saja, terbukti dalam pembelajaran IPS yang telah diobservasi oleh kelompok observer. Dalam setiap tahapan kegiatan inti, kegiatan belajar dapat dikategorikan dalam teori belajar yang berbeda. Berikut analisis detailnya:
1.      Penjelasan materi oleh guru.
Rounded Rectangular Callout: Dalam buku paket yang dipegang oleh siswa, berisi materi dasar mengenai tiga pelaku ekonomi rumah tangga, antara lain: rumah tangga keluarga; rumah tangga perusahaan; dan rumah tangga pemerintah. Didalamnya juga terdapat peranan masing-masing pelaku ekonomi beserta contohnya secara umum.Guru memberikan penjelasan secara lisan pada siswa di depan kelas. Berikut adalah gambar dan skema proses pembelajaran tersebut:
Gambar 1. Siswa diminta membuka buku paket pada halaman 187, mengenai pelaku perekonomian.
Rounded Rectangular Callout: Penjelasan materi oleh guru                             mengenai tiga pelaku ekonomi rumah tangga, antara lain keluarga, perusahaan, dan pemerintah. Ketiganya memiliki peranan sebagai produsen, konsumen, dan distributor. Untuk pemerintah peranan sebagai distributor diganti sebagai regulator. Penjelasan guru merupakan penjabaran dari materi yang tercantum dalam buku paket.
Rounded Rectangular Callout: Disela-sela penjelasannya, guru              juga mengajukan pertanyaan pada siswa terkait dengan materi yang sedang dijelaskannya.  Terutama saat guru memberikan contoh mengenai keluarga sebagai pelaku ekonomi rumah tangga yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan distributor.Gambar 2. Guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah pada siswa.


Gambar 3. Di akhir penjelasannya, guru menawarkan pada siswa untuk bertanya.

 
Pada tahap ini, telah tampak bahwa guru mengaplikasikan teori disiplin mental dalam pembelajarannya. Ini terlihat pada saat guru memberikan penjelasan mengenai materi yang sudah ada dalam buku paket yang dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya, siswa dapat memperoleh pemahaman dengan membaca meteri mengenai pelaku ekonomi rumah tangga yang terdapat dalam modul. Akan tetapi melalui penjelasan guru, dimaksudkan agar siswa yang belum mengerti dan belum paham akan menjadi mengerti dan paham. Selain itu siswa yang telah paham akan menjadi lebih jelas dengan konsep-konsep materi yang diajarkan.
Memang tidak ada jaminan bahwa siswa sebelumnya telah membaca materi tersebut, dan saat pembelajaran pun siswa juga tidak diminta untuk membaca terlebih dahulu. Oleh karenanya, penjelasan guru yang diberikan secara sistematis dan terinci sesuai dengan model pengajaran ekspositori, dimana kegiatan pembelajaran terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terinci tentang bahan pengajaran. Ini sesuai dengan teori disiplin mental. Siswa diharapkan mampu menguasai materi pembelajaran berdasarkan penjelasan guru secara terinci.
Prinsip pengulangan penyampaian materi dimaksudkan untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari, dan ini sangat sesuai dengan teori disiplin mental.
2.        Latihan Kelompok.
Tahap selanjutnya adalah pemberian latihan kelompok. Setelah guru menjelaskan secara lisan dan disertai dengan tanya jawab ringan, siswa diminta untuk mengerjakan tiga butir latihan soal. Latihan soal menggambarkan keseluruhan substansi penjelasan materi oleh guru mengenai pelaku ekonomi rumah tangga. Bisa dikatakan bahwa pada tahap ini terjadi prinsip pengulangan materi. Perbedaannya, jika sebelumnya melalui penjelasan guru secara lisan, pada tahap ini siswa mendalami materi dengan cara mengerjakan latihan soal secara berkelompok.
Dalam menjawab soal latihan, siswa tidak dibatasi untuk memberikan jawaban yang sama dengan penjelasan guru, siswa diperbolehkan memberikan contoh peranan pelaku ekonomi rumah tangga berdasarkan buku, dan berdasarkan pengetahuan, serta pengalaman mereka. Ini artinya pada tahap ini selain terjadi aplikasi teori belajar disiplin mental, juga telah diterapkan teori belajar konstruktivistik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Rounded Rectangular Callout: Siswa mengerjakan soal latihan kelompok.  Apabila dilihat dari materi soal yang diberikan, soal menuntut jawaban yang ada dalam buku paket, dan sama dengan penjelasan guru. Perluasan jawaban siswa juga diperbolehkan, baik melalui pengetahuan maupun pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya.
Rounded Rectangular Callout: Diskusi intern dalam kelompok siswa sangat penting dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, terutama untuk menentukan dan memutuskan secara bersama-sama jawaban soal. Dalam diskusi, siswa saling menyampaikan pengalaman masing-masing yang relevan dengan soal latihan kelompok. Diskusi antar siswa dapat ‘membawa’ situasi baru dalam membangun kognisi siswa, apalagi pada jenjang SMP, siswa sudah mampu berpikir abstrak.Gambar 4. Siswa bekerja berkelompok.

Gambar 5. Siswa mendiskusikan jawabannya.
Rounded Rectangular Callout: Siswa membaca materi yang ada pada buku paket.Pada tahap ini terjadi aplikasi teori belajar disiplin mental dan teori belajar konstruktivistik. Berikut dijelaskan dalam bagan mengenai posisi masing-masing:
 

Proses pembelajaran IPS Ekonomi yang diobservasi sesuai dengan teori belajar konstruktivisme Jean Piaget. Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu, artinya pengetahuan berasal dari induvidu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial, yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar.
Masih menurut Piaget, proses belajar untuk membangun kognisi seseorang, terdiri atas tiga tahapan, antara lain:
a.       Asimilasi, yaitu pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
b.      Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur ke dalam situasi baru. 
c.       Equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.


3.        Presentasi dan Diskusi.
Rounded Rectangular Callout: Presentasi dilakukan dengan cara membacakan jawaban kelompok, kemudian dilakukan diskusi. Diskusi dengan memberikan kesempatan pada audiences untuk memberikan tanggapan, baik berupa pertanyaan maupun pendapat. Presentasi dan diskusi berfungsi untuk menguatkan struktur kognitif siswa, selain memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.Presentasi dilakukan setelah siswa mengerjakan soal latihan kelompok berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru. 
Gambar 6. Kelompok siswa sedang mempresentasikan jawabannya.
Setelah presentasi dilakukan oleh salah satu kelompok, maka dilanjutkan dengan diskusi. Dalam diskusi siswa yang menjadi audiences diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan pada kelompok yang mempresentasikan jawabannya. Dari keseluruhan kelompok yang ada dalam kelas, terdapat tiga kelompok yang mempresentasikan jawabannya secara bergiliran. Proses diskusi berjalan dengan baik, audiences memberikan tanggapan baik melalui pertanyaan maupun pendapat. Pada tahap ini terjadi aplikasi teori belajar disiplin mental, karena struktur kognitif siswa ‘dikuatkan’ dengan prinsip pengulangan materi melalui presentasi dan diskusi yang dilakukan.
4.        Evaluasi dan Penarikan Kesimpulan secara Bersama.
Evaluasi dalam hal ini maksudnya adalah penilaian guru terhadap proses pembelajaran yang telah dilangsungkan. Bukan penilaian pekerjaan tertulis siswa, karena penilaian pekerjaan tertulis tentunya dilakukan pada waktu yang berbeda, dan menjadi agenda guru diluar jam mengajar. Evaluasi meliputi penilaian kinerja dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja dan keaktifan mencakup penilaian bagaimana atensi yang ditunjukkan oleh siswa pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru, pada saat guru mengajukan pertanyaan, pada saat siswa bekerja dalam kelompok, pada saat siswa persentasi dan diskusi. Penilaian ini ditunjukkan oleh guru dalam bentk apresiasi selama proses pembelajaran, dan disampaikan secara lisan. Guru juga melakukan penilaian secara tertulis keaktifan siswa dengan melakukan pencatatan nama. Dalam hal ini siswa yang bertanya, menjawab, dan yang mempresentasikan jawaban kelompok.
Penarikan kesimpulan bersama dilakukan dengan cara; guru bersama-sama dengan siswa memberikan ulasan lisan yang berisi ringkasan atau esensi materi yang telah dipelajari. Dalam penarikan kesimpulan bersama dapat ditarik esensi pembelajaran kali ini telah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
 Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisis aplikasi teori belajar dengan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pajangan, terhadap pembelajaran IPS Ekonomi kelas VIII, telah mengaplikasikan perpaduan antara teori belajar disiplin mental dengan teori belajar konstruktivisme. Ternyata dalam satu kali tatap muka pembelajaran IPS di kelas penerapan teori belajar tidak hanya meliputi satu aplikasi teori belajar saja, tetapi bisa lebih dari satu. Kreativitas guru dan inovasi pembelajaran menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran di kelas, agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang diampu oleh guru dinilai berjalan secara dinamis dan menyenangkan, dilain sisi pengaturan waktu dan penguasaan materi dapat tercapai dengan baik.