my 24-7 notez

Rabu, 19 September 2012

Privat notez

Antara Toleransi dan Toleransi
Kamis, 20 September 2012 (di ruang kerja, yang berisik, dan menganggu konsentrasi..)
GAWAT, ini benar-benar gawat. Aku serius dengan apa yang ku katakan. Aku harus punya ingatan yang bagus mulai sekarang. Ini adalah hari Kamis, hari yang ternyata selama ini ku lupakan bahwa seorang senior ku di kantor akan berada disini, hari ini. Senior ku ini banar-BENAR mencintai televisi. Aku serius dengan apa yang aku katakan. Kami, guru-gur normatif adaptif yang setiap hari berada di ruangan ini, sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah menyalakan tv. Tapi bapak yang satu ini, dia sangat bersemangan dengan acara apa pun yang ada di tv. Parahnya lagi, dia selalu menekan volume dengan SANGAT keras. Ini hebat, karena meja kerjaku hanya berjarak kurang dari 1 meter dari tv itu. Okey, meski harus ku akui tv tersebut letaknya di samping kiri atas.
Tapi itu cukup mengganggu kegiatan apa pun yang kami lakkan di ruang kerja ini. Aku katakan kami, karena faktanya aku bukan satu-satunya orang yang merasa terganggu dengan suara tv yang sebenarnya lebih mirip suara huru-hara dan kerusuhan massal di depan gedung dewan.
Itu baru hebat 1. Hebat 2 nya adalah di meja kerja sayap timur ini hanya ada satu stop contact saja, sehingga kami harus berebut untuk menancapkan antara kabel tv atau kabel untuk laptop milik sebagian orang. Kuncinya dalah jangan kalah cepat menancapkan charger laptop mu atau... Yeah, maksudku paling tidak saat laptop ku benar-benar hampir ***, sudah terisi terlebih dahulu. Pada dasarnya bapak-bapak guru lebih bersemangat menonton tv dibandingkan yang bukan bapak-bapak..
 

Senin, 17 September 2012

Komitmen Guru Dalam Kelas

"Benarkah Banyak Guru yang Sudah Berkomitmen Penuh Menghasilkan SDM Indonesia yang Inovatif?"

By: zukizukazuku @ September 18th 2012 (im ini wonosari when i wrote this)
Mendapatkan beasiswa tugas belajar untuk pendidikan strata 2 adalah impian saya sejak dulu. Saya yakin akan ada banyak tantangan-tantangan dalam proses pembelajaran saya di kampus tercinta. Saya katakan tercinta karena begitu memilih perguruan tinggi ini sebagai ladang ilmu saya, artinya saya sudah berkomitmen untuk mencintai intitusi pendidikan ini. Karena ini akan menjadi tempat dimana saya bisa memperoleh ilmu, pengalaman, dan pembelajaran, yang telah lama saya damba-dambakan. 
Begitu melihat dalam brosur, dengan deretan nama-nama pengajarnya yang kebanyakan sudah menyandang gelar Profesor, saya menjadi semakin yakin dengan tempat pilihan saya untuk menimba ilmu.
Haha..tapi pada dasarnya bukan ini yang ingin saya sampaikan pada tulisan ini. Well, yang itu tadi sedikit cerita untuk "my 24-7 notez" aja...
Okz, begini...
Paradigma pendidikan di Indonesia ditekankan pada suatu alur input - proses - output. Mayoritas pemerhati pendidikan sepakat bahwa penekanan pada proses pendidikan merupakan langkah penting yang harus dioptimalkan agar siswa sebagai output pendidikan dapat dibentuk menjadi manusia yang cakap. Cakap dalam hal kognisi, afeksi, maupun psikomotornya. Bangku sekolah yang selama ini diandalkan sebagai institusi yang mencetak sumber daya manusia, ternyata belum mampu memenuhi asumsi umum masyarakat terkait dengan fungsi tersebut. Kecakapan yang diharapkan adalah bahwa siswa memiliki kompetensi dan kapasitas yang memadai untuk terjun di pasar kerja. Meskipun sebagian orang beranggapan bahwa sekolah bukalah 'modal' untuk memperoleh pekerjaan tetapi sebagai tempat mencari ilmu, tetapi tidak bisa dipungkiri bahawa sekolah memiliki peranan yang penting dalam mencetak calon tenaga kerja yang 'dibutuhkan' oleh pasar kerja. Calon tenaga kerja yang dibutuhkan tentunya mereka yang memiliki kapasitas, kemampuan, kompetensi, dan sikap yang diperlukan oleh standar kerja yang baku.
Terlepas dari permasalahan tingginya angka penggangguran terdidik di negara kita, realitas mengenai masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia turut menjadi penyumbang utama permasalahan tersebut.
Proses pembelajaran sebagai bagian dari alur dalam paradigma pendidikan yang berkembang, dipandang sebagai point utama dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang cakap pada level persekolahan. Ini artinya, proses pembelajaran berangkat atau diawali dari pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas pada umumnya dilakukan oleh guru dengan siswa dalam suatu situasi belajar. Guru memiliki kekuasaan untuk menciptakan suatu situasi belajar yang disana melibatkan interaksi antara baik guru dan siswa dalam kelas tersebut. Dikatakan disini 'kekuasaan' karena gurulah yang mampu menciptakan situasi maupun kondisi pembelajaran yang dikehendaki. Tergantung bagaimana guru dalam menyampaikan materi; dalam merangkul peserta didiknya dalam suatu interaksi pembelajaran yang seimbang; atau hanya didominasi oleh guru saja; atau bahkan situasi dikontrol oleh kelas karena ketidakmampuan guru dalam penguasaan kelas, semua tergantung pada guru. Guru harus mampu mengelola kelas dan mengolah segala potensi maupun menghadapi kemungkinan-kemungkinan hambatan dalam pembelajaran di kelasnya. 
Penguasaan kelas merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru. Guru harus bisa menerima keadaan siswanya (dengan berbagai latar belakang, sikap di kelas, baik terhadap guru, terhadap temannya, terhadap mata pelajaran, dsb). Penerimaan tersebut bisa dikatakan sebagai langkah awal guru untuk mengenali karakter siswa dan mendalami siswa (dalam hal ini menemukan bakat dan minat siswa, kesulitan-kesulitan siswa dalam kelas yang diampu oleh guru). Guru jangan berharap dapat diterima oleh kelas bilamana guru tidak terlebih dahulu menerima kelas tersebut. Kelas yang komposisi siswanya pintar, tertib, dan cenderung taat aturan, mungkin tidak membuat guru kerepotan untuk menerima siswa dengan karakteristik seperti itu. Akan tetapi, jika sebagian siswa dalam kelas memiliki karakteristik yang sebaliknya, tentu dibutuhkan kesabaran, saha keras dan keberanian guru untuk menerima kelas yang demikian. Penerimaan satu sama lain menjadi hal yang penting jika proses pembelajaran yang baik adalah tujuan yang diharapkan dalam proses tersebut. Interaksi yang sehat antara siwa dengan guru akan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan pembelajaran. Kiat-kiat untuk bisa 'diterima' oleh siswa perlu dilakukan tanpa merusak wibawa guru dihadapan siswa.
Proses pembelajaran yang seimbang adalah pembelajaran yang memposisikan baik guru maupun siswa  secara porposional. Pertama, pembelajaran yang seimbang dalam porsi pengaturan waktu/jam pelajaran secara fair. Dari alokasi waktu pembelajaran di kelas yang sudah ada ketentuannya, porsi masing-masing untuk membagi waktu yang ada harus dilakukan dengan bijaksana. Guru memiliki kesempatan untuk memberikan arahan pada siswa, dan siswa memiliki kesempatan untuk aktualisasi diri dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan. Dengan demikian guru telah menempatkan dirinya sebagai seorang fasilitator, motivator, dan partner bagi siswa di dalam kelas.
Kedua, pembelajaran yang seimbang dalam porsi penyampaian materi (dalam hal ini secara kognisi) . Anggapan yang menyatakan bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan. Apalagi jika guru bertindak sebagai partner siswa dalam pembelajaran, guru tidak seharusnya bersikap keras kepala dan menganggap bahwa pendapatnya adalah yang paling benar. Dalam proses pembelajaran yang interaktif, guru harus mampu mestimulus siswa untuk menunjukkan pemikirannya, guru harus mampu pula menerima pendapat siswa bilamana pendapat tersebut memang benar atau logis, bahkan jika pendapat tersebut mematahkan pendapat yang telah disampaikan oleh guru sebelumnya. Tentunya adu argumen harus dalam arahan guru, sehingga penyampaian pendapat dapat dilakukan dengan cara-cara yang santun. Komitmet guru unuk benar-benar mengoptimalkan proses pembalajaran yang seimbang tersebut akan mampu menstimulus siswa untuk bersikap kreatif dan berpikiran kritis serta inovatif. Karena guru telah terbiasa menciptakan iklim kelas yang interaktif, penuh keterbukaan, dan memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya.
Well, sepertinya sementara begini dulu..dah ga bisa mikir, hhe...besok lagi kalau dapat wangsit..