my 24-7 notez

Selasa, 23 April 2013

Contoh Kerangka Pikir dalam Pemilihan Metode Pembelajaran yang Sesuai




Pemilihan metode belajar yang sesuai maksudnya, dalam menentukan metode pembelajaran guru perlu melakukan penyesuaian dan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Tujuannya agar metode pembelajaran yang digunakan tepat dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi, kegiatan memilih metode pembelajaran yang tepat jangan dipikirkan sebagai suatu pekerjaan yang berat dan rumit. Ini sudah menjadi bagian dari tugas guru sebagai seorang fasilitator pembelajaran. Agar memudahkan tugas guru dalam memilih metode pembelajaran yang hendak diaplikasikan, guru dapat mengembangkan kerangka pikir pemilihan metode menjadi ‘Applicable Learning Method’ (penulis menamainya dengan sebutan ALM).
Penerapan ALM ini tergantung pada setiap guru. ALM dapat diwujudkan dalam bentuk sketsa rencana maupun cukup dalam bentuk abstraksi di dalam pikiran guru saja. Cara mana pun yang dipilih tergantung pada keinginan guru sebagai learning designer-nya. Hakikatnya, semua guru yang membuat perencanaan pembelajaran telah mempraktekkan ALM ini dengan caranya masing-masing.
Kegiatan pemilihan metode pembelajaran tercakup dalam kegiatan perencanaan pembelajaran atau pembuatan learning design. Berikut ini adalah contoh tahapan kerangka pikir dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, yakni:
KERANGKA PIKIR 1:
Rectangular Callout: Ketiganya disebut faktor KONSTAN karena ketiga faktor tersebut sudah ada aturannya yang baku, atau dengan kata lain sudah ditentukan sebelumnya, baik dalam silabus maupun dalam program semester.Pemisahan antara faktor konstan, faktor relatif, dan faktor kondisi yang menyertai, yakni:






















 


















Sekali lagi, perlu ditegaskan bahwasanya dalam mempraktekkan ALM setiap guru memiliki cara dan pengalamannya masing-masing, sehingga penjabaran yang ada disini bukanlah harga mati bagi guru untuk membentuk kerangka pikirnya sendiri dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
KERANGKA PIKIR 2:
Interaksi antar faktor-faktor dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam memilih metode pembelajaran, berdasarkan langkah pada kerangka pikir yang kedua dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda, berikut penjelasannya:
Rectangular Callout: METODE PEMBELAJARAN Pertama, guru telah menentukan metode apa yang akan dipakai. Metode tersebut diinteraksikan dengan berbagai faktor yang ada, sehingga menghasilkan suatu keputusan metode apa yang akan dipilih. Pada ilustrasi skema bisa dilihat alur berdasarkan tanda garis merah/ RED LINE (RL). Kedua, guru belum menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai, tetapi guru terlebih dahulu menginteraksikan berbagai faktor pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran. Berdasarkan hasil interaksi tersebut guru memperoleh gagasan dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.


 






Penggunaan metode pembelajaran dalam sekali tatap muka tidak dibatasi pada penggunaan satu metode saja, guru dapat mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran sekaligus, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
KERANGKA PIKIR 3:
Aplikasi. Pada bagian ini, guru mengintegrasikan kondisi riil faktor-faktor tersebut dalam skema pikiran pada rumus kerangka pikir 2, berikut contoh aplikasinya:
Pertama, berpedoman pada RL:


Rectangular Callout: Cooperative learning dengan metode RESITASI
 









Rectangular Callout: OUT COME. Metode yang dipakai: RESITASI dengan bekerja kelompok. Keputusan akan menghasilkan teknis pelaksanaan metode pembelajaran, antara lain à(1) terdapat 10 kelompok dengan anggota 4 atau 5 peserta didik setiap satu kelompok; (2) Kelompok bekerja mengumpulkan informasi baik dari sumber bacaan maupun sumber orang melalui wawancara; (3) pembatasan waktu pengumpulan informasi; (4) penyajian hasil resitasi dalam bentuk laporan ditulis tangan; (4) diskusi kelas terhadap kesimpulan hasil resitasi berkenaan dengan pandangan masyarakat tentang politik figur di Indonesia.
 



















Rounded Rectangular Callout: (e)_K: mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat, perusahaan, dan pemerintah + A: melatih keberanian berpendapat dan percaya diri + P: kegiatan yang memberdayakanIntinya adalah mengkompromikan antara ide penggunaan suatu metode yang akan dipilih dengan berbagai faktor. Bilamana dalam pengkompromian tersebut banyak kesesuaian, atau selalu ada solusi, maka ide dapat diaplikasikan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ide penggunaan metode akan berubah bilamana tidak bisa dikompromikan dengan faktor-faktor yang ada.
Kedua, berpedoman pada BL:

Kegiatan pemilihan metode pembelajaran oleh guru, merupakan serangkaian kerja pikiran dengan mengintegrasikan, menginteraksikan, dan mengkompromikan metode pembelajaran dengan berbagai faktor-faktor tersebut. Kegiatan ini memang tidak secara tersurat tergambar seperti pada skema kerangka pikir di atas, akan tetapi skema diatas bertujuan untuk mendeskripsikan dan memvisualisasikan kerja pikiran dalam bentuk ilustrasi di atas. Memilih metode pembelajaran yang tepat termasuk dalam kerja perencanaan pembelajaran.
Perencanaan yang matang adalah perencanaan yang sistematis dan melakukan pertimbangan-pertimbangan yang relevan dan proporsional. Produk perencanaan berupa learning design akan menjadi tidak berati manakala guru tidak disiplin dengan perencanaan yang ia susun sendiri. Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan learning design akan memudahkan guru dan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adanya kondisi-kondisi lapangan yang berbeda tidak bisa dijadikan suatu alasan bagi guru untuk tidak disiplin menjalankan learning design yang telah ia susun.
Kondisi force major memang jarang terjadi, tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk terjadi. Memilih metode pembelajaran yang tepat jika dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan faktor-faktor tersebut, tentu akan meminimalisir kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran, termasuk jika terjadi force major. Alasannya karena, dengan memperhitungkan kondisi riil faktor-faktor tersebut, sama artinya guru telah mengenali secara mendalam, mengidentifikasi, memahami segala situasi dan  aspek-aspek pembelajaran, baik subjek pembelajaran maupun objeknya. Dengan demikian peranan guru sebagai fasilitator pembelajaran telah memberikan kontribusi penting dalam peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik, bagi konsepsi penyelenggaraan pendidikan sebagai bagian dari human investment.

2 komentar:

  1. wah kalo udh bcra mtri lbh spsifik ,, q bsanya cma ksih ,smga tmbh the best aja bu,

    BalasHapus
  2. owh, hi..nice 2 c u again.. have u read ur email?

    BalasHapus