Pembelajaran yang utuh adalah pembelajaran yang tidak
hanya proses untuk memperoleh keberhasilan dalam pencapaian aspek kognitif
saja, tapi harus mampu menyentuh aspek afektif dan psikomotor peserta didik.
Aspek afektif berkaitan dengan sikap dan pengembangan karakter peserta didik
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Psikomotor diartikan sebagai
gerak, yang dalam pembelajaran memiliki makna gerak fisik yang dinamis,
sehingga mengacu pada kemampuan dan keterampilan peserta didik setelah ia
mempelajari sesuatu. Pembelajaran sendiri bertujuan untuk merubah perilaku
peserta didik dalam tingkatan yang lebih baik dan ke arah perkembangan yang
positif. Berikut ini adalah berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam
pengembangan kurikulum IPS sesuai tujuan yang diharapkan sampai dapat menyentuh
aspek afektif dan aspek psikomotor peserta didik:
1)
Guru perlu mengintegrasikan caracter building dalam pembelajaran yang ia selenggarakan.
Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru diwajibkan untuk menyertakan
nilai-nilai karakter budaya bangsa didalamnya. Terdapat 18 nilai karakter
budaya bangsa yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolan,
dengan praktek penerapannya disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran yang
dibuat oleh guru. Agar caracter building
ini benar-benar terlaksana dan benar-benar berfungsi untuk membangun karakter
bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila maka diintegrasikan dalam
proses pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Dalam proses pembelajaran yang teruraikan dalam kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti (yang mencakup eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta
kegiatan penutup harus tampak adanya tindakan riil yang dimaksudkan untuk
membangun karakter peserta didik. Dengan demikian aspek afektif dan psikomotor peserta
didik mendapatkan perhatian dan treatment
yang seharusnya.
2)
Guru harus mampu membangun chemistry dengan peserta didik.
Istilah chemistry sering dipakai
untuk menggambarkan kesesuaian atau kecocokan dalam suatu hubungan interaksi
manusia. Dalam pembelajaran, chemistry
menjadi hal yang penting untuk dibangun oleh guru dan peserta didik. Sering
kali peserta didik merasa kurang antusias terhadap mata pelajaran tertentu
karena berbagai alasan. Pembawaan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran,
ternyata mampu mempengaruhi antusiasme belajar peserta didik. Bilamana sikap
dan pembawaan guru kurang menyenangkan, maka akan ada ‘jarak’ antara guru
dengan peserta didik. Guru harus berupaya untuk menumbuhkan antusiasme positif
dalam pembelajaran yang diampunya, dengan cara beradaptasi dengan situasi dan
karakter peserta didik.
Membangun chemistry dengan
peserta didik sama halnya dengan melakukan pendekatan intrapersonal dengan
peserta didik. Guru dapat bersikap terbuka dan selalu siap membantu peserta
didik dalam belajar. Guru harus menunjukkan diri sebagai pribadi yang ramah dan
mampu memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajarannya. Peserta didik sering kali menempatkan guru sebagai role model yang dianggap patut atau
layak untuk ditiru. Sebagai role model,
guru harus memiliki sikap yang memang patut dan layak untuk dicontoh.
Keberhasilan dalam membangun chemistry dengan peserta didik akan
mampu membawa peserta didik meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga aspek
afeksi dan psikomotor peserta didik.
3)
Guru harus dapat bertindak sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran.
Sebagai fasilitator, guru memfungsikan dirinya sebagai pembimbing,
moderator, sekaligus sebagai evaluator dalam proses pembelajaran. Guru
memberikan ruang gerak bagi peserta didik untuk mengembangkan imajinasi,
pemikiran, kreativitas, dan inovasi yang dimiliki oleh peserta didik. Ini
artinya, melalui pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, peserta didik
dapat secara maksimal mengembangankan kapasitas, kemampuan, dan keterampilan
yang dimilikinya. Selain itu peserta didik dapat membagikan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya untuk mendorong peningkatan kompetensi teman
sejawatnya (pears group).
Aktualisasi diri membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri. Menjadi
seorang fasilitator dalam proses pembelajaran berarti mendorong peserta didik
untuk berani mengaktualisasikan dirinya. Afeksi dan psikomotor siswa berkaitan
erat dengan pembangunan soft skill
peserta didik, yang tidak hanya bermanfaat bagi pembelajaran di sekolah saja,
tetapi akan memberikan manfaat bagi peserta didik dalam kehidupannya di tengah-tengah
masyarakat.
4)
Ditinjau dari essensi proses pembelajaran, guru perlu
merubah paradigma ‘mengajar’ (teaching)
menjadi ‘membelajarkan’ (learning how to
learn).
Paradigma pembelajaran oleh guru dalam konsep tradisional, guru bertindak
sebagai satu-satuya sumber ilmu, sehingga proses pembelajaran justru didominasi
oleh guru. Ada perbedaan tajam antara mengajar dan membelajarkan. Mengajar
hanya sebatas pada belajar adalah transfer pengetahuan dari guru kepada murid.
Lain halnya dengan membelajarkan, dalam membelajarakan proses pembelajaran
merupakan keterpaduan andil antara guru dan peserta didik yang saling
berinteraksi secara imbang. Guru selain sebagai pembimbing, juga bertindak
sebagai partner dalam belajar. Membelajarkan juga berarti memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk menyampaikan, mengembangkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimilikinya untuk memperluas pemahaman semua subjek belajar, bahkan
termasuk guru.
Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, apalagi kebenaran dan
pengetahuan ilmiah tidak selalu berasal dari guru. Dilihat dari sisi aspek
afektif, ‘membelajarkan’ berati mengajak peserta didik untuk bersikap
demokratis dan memiliki toleransi yang tinggi. Ini karena dalam pembelajaran
yang dilaksanakan, setiap subjek belajar berkesempatan untuk mengajukan
pendapatnya, baik pendapat yang sejalan maupun yang berbeda. Dilihat dari aspek
psikomotor, membelajarkan berarti porsi
peserta didik dalam pembelajaran lebih besar dari pada porsi guru. Dengan
demikian, pembelajaran berpusat pada aktivitas peserta didik (learning based on students activities).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar