my 24-7 notez

Senin, 10 Desember 2012

ABSTRAK

Talk About ABSTRACK
Saat hasil penelitian selesai disusun, abstrak merupakan bagian yang terakhir disusun. Abstrak yang baik harus mampu menggambarkan keseluruhan isi/ substansi mengenai penelitian, sehingga meskipun abstrak disajikan secara padat, tetapi ia harus memberikan ulasan yang lengkap, yang mampu memberikan pemahaman pada pembacanya. Dari segi tata tulis, abstrak ditulis dengan jarak satu spasi.Abstrak terdiri dari 3 paragraf antara lain:
  1. pada paragraf pertama mendeskripsikan tentang tujuan dan alasan yang melatarbelakangi penelitian dilakukan; 
  2. paragraf kedua mengenai metodologi penelitian seperti --> jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian, tentang teknik penentuan subjek penelitian dan berapa jumlahnya; tentang teknik pengumpulan data yang digunakan; teknik keabsahan data; serta analisis data;
  3. Paragraf ketiga tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan kata lain jawaban terhadap rumusan masalah yang disajikan secara ringkas tapi jelas.
Woke, berikut ini adalah contoh abstrak skripsi ane dulu:


PERANAN PERUM PERHUTANI
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) BLORA
DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA ILLEGAL LOGGING
DI KAWASAN HUTAN KPH BLORA

Oleh: Zuky Iriani
024124026
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora, dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Blora dalam mengatasi faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora. Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini, adalah belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian secara purposive dan snow ball. Teknik purposive, yaitu dengan menentukan Administratur dan Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Blora sebagai key informan. Selanjutnya berdasarkan keterangan dari key informan, dicari variasi informasi baru pada subjek penelitian dengan menggunakan teknik snow ball, sehingga diperoleh 28 informan. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu pemeriksaan dengan pengecekan dan membandingkan sumber data yang diperoleh melalui tiga teknik pengumpulan data tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis domain, sedangkan teknik analisis datanya bersifat induktif. Adapun langkah-langkahnya antara lain; reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, serta kesimpulan dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua faktor utama penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern antara lain: (a) tidak adanya kewenangan melakukan penyidikan sebagai tindakan represif dalam pengamanan dan perlindungan hutan; (b) masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengamanan hutan; (c) minimnya fasilitas pengamanan dan perlindungan hutan yang dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Blora; dan (d) letak kawasan hutan KPH Blorayang berdampingan dengan pemukiman penduduk. Faktor ekstern antara lain: (a) masalah kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan KPH Blora; (b) modus operandi kejahatan illegal logging di kawasan hutan KPH Blora yang semakin berkembang; (c) adanya peraturan hukum yang menjadi celah bagi terjadinya kejahatan illegal logging; (d) merebaknya perusahaan mebel di Kabupaten Blora dan sekitarnya, serta; (e) efek penarikan senjata aparat penegak hukum, termasuk penarikan senjata di kalangan polisi hutan di lingkungan KPH. Upaya-upaya yang dilakukan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengatasi faktor-faktor penyebab belum optimalnya peranan Perum Perhutani KPH Blora dalam mengantisipasi terjadinya illegal logging di kawasan hutan KPH Blora antara lain: (a) melaksanakan pengamanan Pam Swakarsa di kawasan hutan KPH Blora secara optimal; (b) memberikan motivasi kerja bagi petugas pengamanan dan perlindungan hutan; (c) melakukan pengadaan fasilitas keamanan dan perlindungan hutan yang dilakukan secara swadaya; (d) melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar kawasan hutan KPH Blora, baik pendekatan formal maupun informal; (e) melakukan tindakan preemtif yang mempunyai fungsi antisipatif, serta; (f) membentuk Tim Illegal Logging sesuai dengan SK Bupati Blora No. 527/1381/2006 tentang Pembentukan Tim Koordinasi dan Satuan Tugas (SATGAS) Pemberantasan Penebangan Secara Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Wilayah Kabupaten Blora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar