Tulisan
ini berdasarkan ceramah dan kuliah Prof.Joko Suryo. Keseluruhan content
merupakan analisis Prof.Joko Suryo mengenai dinamika historis bangsa Indonesia.
KULIAH : Prof.JOKO SURYO
MATKUL : IPS Terpadu
1.
Faktor-faktor
Dinamika Integratif Disintegratif Masyarakat dan Bangsa Indonesia dalam
Perjalanan Sejarah.
^Semenjak
wilayah kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara terbentuk
dan dihuni oleh penduduk yang berbahasa Melayu-Austronesia, sejarah masyarakat
dan kebudayaan kepulauan Nusantara dimulai, atau terbentuknya wilayah kepulauan
di Asia Tenggara diperkirakan terjadi pada periode interasial 1 – 5 juta tahun
yang lalu. Sementara migrasi penghunian kepulauana oleh penduduk berbahasa
Melayu-Austronesia diperkirakan 4 – 5 ribu tahun yang lalu.
^ Sepanjang
perjalanan sejarah selama 2 millenium yang lalu, penghuni wilayah kepulauan
pada masa awal dikenal sebagai “Nusantara” mengalami gelombang
perubahan-perubahan besar antara lain:
a.
GELOMBANG
I: pembentukan komunitas dan masyarakat suku-suku (Tribal community) dan masyarakat desa (Village community and society). Masyarakat plural Nusantara Awal
bercorak Bhinneka Tunggal Ika, sebagai hasil proses interaksi geo – eko – kultural
pada masa peradaban Nusantara pra-aksara.
b.
GELOMBANG
II: pembentukan komunitas dan masyarakat Kerajaan Nusantara, seperti Kerajaan
Hindu – Buddha (Sriwijaya – Majapahit) dan Kerajaan Islam (Samudera Pasai,
Malaka, Demak, Cirebon, Banten, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Ternate-Tidore,
Mataram, dsb). Masyarakat plural Nusantara bercorak Bhinneka Tunggal Ika
sebagai hasil interaksi geo – eko -
historis – kultural yang melahirkan peradaban Nusantara Baru.
c.
GELOMBANG
III: pembentukan Komunitas dan Masyarakat Kolonial. Periode terbentuknya
wilayah Negara Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie),
pada masa kepulauan Nusantara disatukan di bawah bendera Pax Neerlandica. Ciri à
subordinasi, diskriminasi, sagragasi, dan eksploitasi mendasari pluralitas atau
kemajemukan masyarakat pada jamannya. Masyarakat plural Nederlandsch-Indie,
sebagai hasil proses interaksi historis masyarakat Nusantara dengan masyarakat
Barat pada era “globalisasi” awal atau “imperialisme dan kolonialisme” Barat,
abad ke-19 s/d medio abad ke-20.
d.
GELOMBANG
IV: pembentukan komunitas dan “Masyarakat Bangsa” dan “Negara Bangsa” terwujud
sebagai hasil proses interaksi dinamis – historis masyarakat tanah jajahan
melalui proses dekolonialisasi dan Indonesianisasi lahirnya masyarakat plural
Indonesia bercorak Bhinneka Tunggal Ika Baru yang dibangun melalui proses
integrasi, akulturasi, asimilasi, interaksi, toleransi, dan demokratisasi sejak
awal abad ke-20 sampai akhir abad ke-20.
e.
GELOMBANG
V: perjalanan masyarakat bangsa Indonesia menuju ke millennium ke-3. Kehidupan
masyarakat bangsa Indonesia di Arena kehidupan Global. Masa krisis multidimensi
dan masa dipersimpangan jalan: antara menuju jalan kea rah kebangkitan bangsa
Indonesia Baru dan menuju kea rah kehancuran bangsa. Lahirnya masyarakat
Indonesia Baru yang lebih mengedepankan kesadaran akan kebaruan nilai-nlai
kehidupan masyarakat bangsa yang demokratis (civil society), berkebudayaan dan berperadaban multukultural yang
mampu berkelangsungan hidup (sustainability)
dalam dunia yang mengglobal.
^Akhir dari
perjalanan pada awal millennium ke-3 Indonesia mengalami multikrisis dan kini tengah berjuang untuk mengatasinya.
2.
Masyarakat
Indonesia kini tengah menghadapi tantangan krisi multidimensi sebagai dampak
era globalisasi. Pada hakekatnya masyarakat dunia dan mayarakat Indonesia tengah
mengalami dampak krisis multidimensi sebagai dampak dari berbagai era, antara
lain:
a.
Pasca
Perang Dingin (Post Cold War).
b.
Pasca
Industri (Post Industrial Age).
c.
Mikroelektronik
/ Telekomunikasi (Microelectronical /
Telecommunication Age).
d.
Produksi
dan Konsumsi Massal (Mass Production and
Mass Consumption).
e.
Globalization
Era.
f.
Disntinuitas
(Discontinuity) à gap /
disfalitas / ketimpangan / ketidakmerataan kesempatan.
g.
Krisis
(Crisis).
3.
Kini
masyarakat Indonesia tengah mengalami perubahan structural dan cultural yang
mendasar. Perubahan-perubahan tersebut meningkat terutama semenjak akhir abad
ke-20 dan awal abad ke-21, antara lain:
a.
Pergeseran
dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan pasca modern.
b.
Pergeseran
dari masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan menuju pembentukan masyarakat
desa dan kota baru.
c.
Pergeseran
dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial dan pasca industrial.
4.
Tantangan
krisis multidimensi yang dihadapi masyarakat Indonesia pada masa kini;
diperlukan kemampuan survival dan ketahanan mental / moral dan spiritual
tinggi, untuk menghadapi krisis ekonomi, krisis kepercayaan, dan krisis
kepemimpinan.
5.
Menuju
kea rah masyarakat Indonesia modern yang berperadaban tinggi, perlu
dikembangkan startegi pendidikan di sekolah dan masyarakat, dengan menekankan
beberapa segi penting, sebagai berikut:
a.
Hakekat
dan makna sejarah masyarakat dan bangsa Indonesia perlu diperkuat dan
dimantapkan demi proses pemeblajaran sejarah di segala tingkat dan jenjang
sekolah.
b.
Hakekat
dan makna nilai-nilai kearifan budaya local dan budaya bangsa perlu
dikembangkan dan dimantapkan dalam proses belajar mengajar di segala tingkat
dan jenjang sekolah, bersama-sama dengan pengenalan hakekat dan makna
nilai-nilai budaya modern dan global.
c.
Peneguhan
semangat dan moralitas kemanusiaan dan ke-Indonesiaan yang beradab perlu sejak
dini ditanamkan dalam dunia pendidikan, kemasyarakatan dan kehidupan politik.